nusakini.com-- Sekjen Kemenag Nur Syam mengapresiasi progres pembangunan di IAIN Lhoukseumawe, khususnya pasca alih status dari STAIN menjadi IAIN. 

Menurutnya, kawasan yang sebelumnya berupa rawa-rawa gersang, kini asri dan menjadi wadah para mahasiswa membangun peradaban. 

Nur Syam juga mengapresiasi peran dan kontribusi Pemprov dan Pemda Aceh yang telah memberikan hibah tanah. 

"Jangan pernah berhenti membantu IAIN. Jangan pernah lelah membangun IAIN," ujarnya dalam saat meresmikan pembangunan gedung Fakultas Tarbiyah IAIN Lhokseumawe. Peresmian ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung yang dibiayai dari skema SBSN tahun 2017. 

Hadir dalam kesempatan ini, Rektor IAIN Lhokseumawe Hafifuddin, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh M Daud Pakeh, Perwakilan Pemda, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Abu Nawi, serta civitas akademika IAIN Lhokseumawe. 

Apresiasi juga disampaikan Nur Syam kepada ulama Aceh yang telah mengiringi doa dalam pembangunan IAIN. "Jika umaranya membantu fisik, maka doa ulama menjadi bagian yang sangat penting dalam menggapai keberhasilan pembangunan," tuturnya. 

Menurut Nur Syam, pengembangan PTKIN penting karena pendidikan merupakan instrumen terbaik peningkatan kualitas SDM. Apalagi, rata-rata indeks pembangunan manusia (IPM) Indoensia baru mencapai 69.55 berdasarkan survei 2015. 

"Skor Aceh bahkan baru 69,45, masih berada di bawah rata rata nasional sehingga grafiknya masih kuning," ujarnya. 

Nur Syam berharap kemajuan IAIN Lhoukseumawe akan ikut berkontribusi dalam peningkatan IPM sehingga dalam dua sampai tiga tahun ke depan, Aceh lebih baik lagi dan bisa masuk zona hijau. 

Komitmen untuk terus memajukan pendidikan ditegaskan Asisten I Gubernur Aceh, Iskandar A Gani. Dia berharap pembangunan IAIN Lhokseumawe terus berjalan, dan bahkan bisa berubah menjadi UIN. 

"Ini dalam rangka membangun generasi bangsa. Kehadiran lembaga pendidikan Islam yang bisa memberikan pengetahuan dan membangun moral anak bangsa sangat dibutuhkan," tegasnya. 

"Atas nama pimpinan daerah mengucapkan terima kasih kepada Kemenag yang telah banyak membantu. Kami di provinsi, serta Pemda dan Pemkot juga akan terus membantu agar kehadiran IAIN ini bisa terus berkembang," sambungnya. 

Sebelumnya, Rektor IAIN LhokseumaweHafifuddin melaporkan bahwa tahun ini pihaknya menerima bantuan pembangunan dengan skema pembiayaan SBSN sebesar Rp26 miliar. Anggaran itu digunakan untuk membangun gedung fakultas tarbiyah di atas tanah seluas 4000 meter persegi dengan tiga tingkat dan 32 ruang belajar. 

Menurut Hafifuddin, kebutuhan ruang belajar mendesak sehubungan terus meningkatnya minat calon mahasiswa ke IAIN Lhoukseumawe. 

"Setelah STAIN beralih status menjadi IAIN, jumlah peminat masuk semakin meningkat, dari 1800 di tahun 2015 menjadi 2300 di tahun 2016. Tahun ini bahkan mencapai 3500," katanya. 

"Bahkan, ada beberapa dayah (pesantren) yang menyerahkan data santrinya ke kita agar mereka bisa masuk IAIN," sambungnya. 

Seiring terus meningkatnya sarana serta jumlah mahasiswa, Hafifuddin mengaku tahun ini sudah mulai memperkuat penjaminan mutu. Apalagi, jumlah dosen yang sudah doktor juga semakin banyak. (p/ab)